The Broken Doll
Seorang anak kecil yang terkungkung
Pada sepi yang terus berkunjung
Rasa hampa yang terus menggaung
Dia mungkin sudah remuk
Dalam cekcok yang terus berkecamuk
Namun, Kepada pengabaian ia tunduk
Seorang anak yang terisolasi
Bersadrah pada rasa sepi
Jerit merangsek masuk ke dalam hati
Angkah mengambang, tak berfondasi
Kepada siapa ia harus berserah diri?
Kita semua adalah individu yang kesepian yang memenuhi muka bumi. Kita mencari tempat untuk melepaskan luka-luka yang ada di dalam diri kita. Meluapkan perasaan, emosi, dan pikiran pada objek tertentu. Pergi ke suatu tempat untuk menjadi diri sendiri.
Namun, yang lainnya bertahan pada rasa sepi dan terkurung di dalam sangkar pengabaian sambil memunguti pecahan-pecahan luka yang jatuh dari air matanya. Berusaha tegar dalam kesendiriannya. Menutupi retak-retak yang ada di dalam dirinya. Mungkin hampir hancur menjadi abu, tetapi tetap saja menari di bawah awan hitam dan mengikuti tali-temali yang mengikat kebebasannya.
Orang bilang harapan itu akan ada, tetapi semuanya yang ia dapatkan hingga sekarang hanyalah ruang hampa. Diantara akar-akar pohon yang menusuk ke dalam tanah, mencengkram sekuat mungkin supaya tidak roboh. Namun gelap tak tersinari cahaya. Mungkin seperti itu kondisinya saat menunggu harapan. Atau mungkin laiknya pohon kaktus yang menunggu mahkotanya tumbuh ditengah padang pasir yang tandus, lalu tidak lama kemudian mati? Harapan jadi hal yang megah yang sulit direngkuh. Menyedihkan.
Kalau langkah sudah tak kuasa menopang harapan itu lagi, kepada siapa ia harus berserah diri?
“Dia mungkin sudah remuk dalam cekcok yang terus berkecamuk. Namun, kepada pengabaian ia tunduk”
___________________________________________________________________
Bagi saya, melukis adalah cara seseorang menyampaikan perasaan dan pikiran/pendapatnya. Melukis bukan hanya nilai estetika semata. Oleh karena itu, bagi saya, lukisan yang menarik adalah lukisan yang mencerminkan pikiran dan/atau perasaan si pelukisnya. Hal ini juga yang saya lakukan pada Ilustrasi saya yang berjudul “The Broken Doll”. Ilustrasi ini menggambarkan seseorang yang sedang terluka/lelah/merasa hancur. Ia sudah tidak punya tenaga. Ia juga ingin nasibnya berubah. Berharap ada perubahan dalam hidupnya. Tetapi, dalam harapan dan kehancuran itu, ia tidak memiliki teman untuk berbagi dengannya atau mungkin ia tidak bisa berbagi dengan teman-temannya. Ia terluka dan tidak ada yang mengerti sama sekali.
Mungkin sebagian dari kita pernah merasakan hal seperti ini. Hal yang tentu saja menjadi pengalaman pahit dan pelajaran bagi kita, termasuk saya pribadi. Hal yang saya lakukan adalah tetap percaya bahwa luka akan sembuh dan diganti dengan kebahagiaan, walau percaya dengan hal seperti itu ketika kita hancur adalah hal yang sangat sulit. Selain itu, menulis dan melukis jadi media untuk mencurahkan perasaan dan pikiran. Saya bebas melampiaskannya pada kertas dan kanvas. Kegiatan lain yang bisa membantu ketika kondisi mental yang sedang down adalah olahraga. Selain untuk kesehatan fisik, olahraga juga bermanfaat untuk kesehatan mental. Tentu saja lakukan olahraga dengan proporsional dan tidak berlebihan.
Credit to my work: